Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Thursday, October 29, 2015

MITI EDUKASI MASYARAKAT RIAU KONSUMSI PANGAN LOKAL

0 comments


Pekanbaru. Memperingati Hari pangan lokal, Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Klaster Mahasiswa beserta mitra yang terdiri dari HMMPI Riau, URC Universitas Riau dan HIMATETA Universitas Riau dengan jumlah massa kampanye mencapai ratusan orang akan menggelar kampanye simpatik “Local Food Day” pada hari Minggu (18/10) dari pukul 07.00-09.00 WIB di tugu Zapin, aksi ini diawali dengan long march, kemudian orasi kedaulatan pangan Indonesia, pembagian produk olahan dari bahan local seperti mie sagu, pudding ubi ungu dan gethuk ubi dan ditutup dengan penandatanganan petisi serta pelepasan balon. Aksi kampanye dilaksanakan serentak di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Kendari, Semarang, Palangkaraya, Yogyakarta, Medan, Bengkulu, Makassar, Riau dan Gorontalo. Aksi tersebut merupakan puncak dari serangkaian kegiatan Go Pangan Lokal MITI yang diawali dengan kegiatan kampanye media sosial, Talkshow Go Pangan Lokal, Open Recruitment Sahabat GPL dan Survei nilai TKDN makanan lokal selain nasi.
Aksi kampanye tersebut terbuka untuk umum, kampanye ini merupakan wujud keprihatinan dan kepedulian MITI Klaster Mahasiswa dengan menggandeng berbagai lembaga keilmuan kampus untuk menyosialisasikan dan mengampanyekan upaya pelestarian pangan lokal serta mendukung penuh terwujudnya kedaulatan pangan di Indonesia.
Ketua Panitia Gerakan Go Pangan Lokal Riau Muhamad Rokim menjelaskan, kegiatan tersebut serentak dilaksanakan di sepuluh kota besar di Indonesia. Antara lain, Medan, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Kendari, Palangkaraya, Riau, Bengkulu, Gorontalo, dan Makassar. Menurut dia, selain untuk mengenalkan bahan pangan selain beras, kampanye tersebut bertujuan mengubah budaya mengonsumsi makanan masyarakat dengan pangan lokal yang lebih sehat dan bergizi. “Kita makan tidak harus dari beras, tapi bisa dari singkong, jagung, kedelai, sagu dan ragam bahan pangan lokal lainnya. Apabila kita hanya mengandalkan beras, maka Indonesia akan selalu mengimpor. Selain itu, tujuan aksi ini juga sebagai momentum pengingat bagi masyarakat dimana ada satu hari khusus untuk membeli dan mengkonsumsi pangan lokal ” terangnya.
Padahal, lanjut Rokim setiap daerah di Indonesia memiliki banyak jenis makanan tradisional yang bergizi tinggi. Dengan  mengkonsumsi dan membeli produk lokal. Maka kita dapat memperkuat perekonomian regional, mendukung kesejahteraan petani dan menguatkan kembali ketahanan pangan nasional. Seperti yang kita ketahui pangan lokal merupakan pangan yang diolah oleh SDM Indonesia, pangan yang dibudidayakan di Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, pangan yang melestarikan budaya Indonesia,
Sementara itu, pegiat pangan lokal yang juga pendiri Halal Food Community Nur Saudah Al Arifa D., S.TP., menjelaskan, kedaulatan pangan dapat diwujudkan dengan pembudayaan pola konsumsi pangan lokal. “salah satu cara mendukung kedaulatan pangan adalah dengan mendampingi para petani dalam upaya swasembada pangan lokal untuk membudayakan masyarakat mengkonsumsi pangan lokal. Salah satunya adalah tidak mengkonsumsi makanan yang berbahan dasar dari tepung terigu atau gandum. Karena gandum di Indonesia adalah hasil dari ekspor atau bukan asli berasal dari Indonesia, sehingga dengan adanya pengurangan kuota komoditi pangan ekspor secara bertahap dapat meningkatkan kualitas konsumsi dalam negeri dan menggairahkan perekonomian rakyat secara nasional.” ujarnya.

No comments:

Post a Comment