Aku
masih termangu didekat Aula kampus. Kebimbangan merasukiku. Ditanganku,
menggenggam dua pamplet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang akan aku pilih.
Teater Gabung dan Forum Komunikasi Dakwah Kampus (FKDK). Dua-duanya menarik.
Disisi lain aku suka seni, tapi aku juga suka kegiatan keagamaan. Terlintas
dalam pikiranku untuk mengambil dua UKM sekaligus, tapi mana bisa. Karena hanya
satu yang harus dipilih. Tapi entah kekuatan darimana sehingga aku berjalan
menuju stand FKDK. Aku sudah disambut didepan stand dengan ramah dan santun oleh para pengurus perempuan
untuk kemudian aku diarahkan menuju kedalam Masjid. Dengan busana yang sudah
lusuh dan kotor, aku duduk mendengarkan profil tentang FKDK. Hari itu aku
sedang Orientasi Pengenalan Kampus (OSPEK) yang menginjak hari ke-3. Nah, Di
hari ketiga itu adalah sesi pengenalan UKM di Universitas Singaperbangsa
Karawang. Aku menatap para pengurus perempuan FKDK satu persatu. Cantik sekali
mereka dengan balutan jilbab lebar dan busana yang tertutup dan tidak ketat. Tapi
sama sekali belum terpikirkan olehku untuk berpenampilan seperti mereka. Waktu
itu penampilanku masih dengan jilbab tipis dan baju yang masih menampakkan lekuk-lekuk
tubuhku.
Setelah
OSPEK selesai. Aku sering mendapatkan pesan pendek melalui handphone yang
berisi pemberitahuan kegiatan-kegiatan FKDK. Dikampusku organisasi extern pun
bebas masuk. Dulu aku sempat beberapa kali aktif dalam diskusi-diskusi di salah
satu organisasi extern tersebut walau aku belum menjadi anggotanya karena aku
belum ikut semacam pelantikan untuk anggota baru. Padahal ketika itu aku sudah
terdaftar sebagai anggota di FKDK. Tapi aku juga tidak begitu aktif di FKDK
maupun di organisasi extern tersebut karena aku harus mengajar. Sebelum masuk
kuliah aku sudah mengajar di Taman Pendidikan Al-qur’an dekat rumahku. Kemudian
aku juga harus membantu ibuku berjualan di Rumah Sakit sampai larut malam jadi
waktu untuk organisasi sedikit sekali. Tapi walaupun begitu, tidak kemudian
membuat aku berhenti total dari organisasi. Semangat berorganisasiku
menggebu-gebu karena memang aku dari Sekolah Dasar sudah senang berorganisasi.
Dari mulai aktif di organisasi ke-pramukaan dan organisasi olahraga. Beranjak
sedikit ke Tsanawiyah, aku aktif di OSIS sebagai Sie. Bidang, tetapi karena
menurut pembina OSIS aku aktif maka aku dijadikan pengurus inti, yaitu
Sekretaris. Aku juga aktif sebagai bendahara di English Club MTs. Al-Muhtadin,
Bekasi. Sebagai Sekretaris kajian ke-Islaman di Tsanwiyah yang sama. Anggota
drum band. Aktif pramuka di Saka Bayangkara dan aktif pula dipengajian remaja
muslim mushola Al-Barkah, Bekasi. Kemudian naik lagi ketingkat SMK.
Alhamdulillah aku terpilih menjadi ketua OSIS. di SMK aku tidak begitu banyak
aktif di organisasi karena orangtuaku khususnya ibu tiriku kurang mendukungku.
Sewaktu di MTs, ibu tiriku bekerja sehingga memperkerjakan pembantu untuk
mengurusi rumah dan adikku. Tapi kemudian ibu tiriku berhenti sehingga tidak
memperkerjakan pembantu kembali sehingga aku yang banyak membantunya. Rasa
letih dan capai menghampiriku berkali-kali. Belum lagi masalah keluarga. Tapi
aku bersyukur karena mampu melewati semuanya dengan baik walau sedikit
tertatih-tatih. Pelantikan organisasi extern tersebut beberapa kali dilakukan,
tetapi aku selalu saja tidak ikut karena aku harus membantu ibuku. Para senior
di organisasi tersebut pun menawari aku posisi yang bagus, tapi mereka
menyayangkan karena aku belum juga ikut pelantikan. Karena pelantikan itu
adalah salah satu prosedur yang harus diikuti untuk menjadi anggota. Dikelasku
pun banyak yang sudah menjadi anggota di organisasi extern tersebut. Setelah
lama mereka aktif di organisasi tersebut.
Mereka malah banyak mengeluh karena pemikiran-pemikiran organisasi extern
tersebut yang dianggap tidak lazim. Sehingga banyak teman-teman yang vakum dari
organisasi extern tersebut. Ada yang pindah ke FKDK. Ada juga yang total tidak
berorganisasi sama sekali.
Aku
sering memandangi para pengurus perempuan FKDK bila sedang berkumpul denganku.
Mereka terlihat nyaman sekali dengan jilbab lebar mereka. Dengan batasan mereka terhadap laki-laki yang bukan muhrim
mereka. Mereka juga membiasakan diri menggunakan bahasa Arab. Tidak pernah
mengeluh ataupun menyinggung. Mereka tergolong MAKARIS (Mahasiswa, Karyawan, Aktivis),
tetapi semangat mereka setara dengan mahasiswa regular pada umumnya. Setelah
sering aktif di FKDK sehingga kemudian aku tahu bahwa FKDK itu berada dibawah naungan
Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia, suatu orgainsasi yang
mewadahi Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia. Pengalaman pertamaku jadi anggota
FKDK adalah ketika aku ikut ke Bogor untuk menghadiri kajian kemuslimahan yang
diselenggarakan oleh LDK Bogor. Tepatnya
di Akademi Kimia Analisis (AKA) bogor. Aku pergi dengan dua orang. Satu
pengurus FKDK dan satu lagi, anggota FKDK sama seperti aku. Setiba disana, aku
lihat perempuan-perempuan luar biasa.
Dari awal aku masuk ke FKDK, aku tertarik untuk menatap para perempuan
berjilbab lebar karena mereka begitu sangat mengagumkan. Pikiranku terkadang
menerawang jauh membayangkan betapa dekatnya mereka dengan Rabb mereka. Menjadi
wanita muslimah yang sesungguhnya.
Kajian
kemuslimahan akan segera dimulai. Pembicaranya adalah seorang perempuan yang menurutku
luar biasa pula. Namanya Halida Fatimah, seorang muslimah yang bekerja sebagai core team & operational SIMPLE, inisiator
SD Islam Ibnu Hajar, manajer Litbang & SDM SI
Ibnu Hajar. Dan memilki segudang pengalaman training. Tema kajian muslimah tersebut adalah “cantiks”. Yang
merupakan kepanjangan dari Cerdas, Aktif, Inovatif, Kreatif dan Sholihah. Pemaparan
narasumber tersebut sungguh sangat mengesankan. Aku merasa merinding ketika aku
mengingat sosok istri Rasulullah saw, Aisyah r.a. Ia adalah salah seorang al-mukatsirin
(orang yang terbanyak meriwayatkan hadis). Jumlah hadis yang diriwayatkan oleh
Aisyah dari Rasulullah saw. sebanyak 2210 hadis. Di antaranya, terdapat 297
hadis yang ada di dalam kitab shahihain dan sebanyak 174 hadis yang mencapai
derajat muttafaq ‘alaih. Bahkan para ahli hadits menempatkan Aisyah pada urutan
kelima dari para penghapal hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin
Malik dan Ibnu Abbas.
Kecerdasan Aisyah juga dinyatakan oleh Hisyam bin
Urwah yang meriwayatkan hadis dari ayahnya. Dia mengatakan: “Sungguh aku telah
banyak belajar dari ‘Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih
pandai daripada ‘Aisyah tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah diturunkan,
hukum fardhu dan sunnah, syair, permasalahan yang ditanyakan kepadanya,
hari-hari yang digunakan di tanah Arab, nasab, hukum, serta pengobatan. Aku
bertanya kepadanya: ‘Wahai bibi, dari manakah engkau mengetahui ilmu
pengobatan?’ ‘Aisyah menjawab: ‘Aku sakit, lalu aku diobati dengan sesuatu; ada
orang lain sakit juga diobati dengan sesuatu; dan aku juga mendengar orang
banyak, sebagian mereka mengobati sebagian yang lain, sehingga aku mengetahui
dan menghafalnya.”. Selain kajian, di AKA aku pun
diajari cara menyulam kain panel. Kami dibuat berkelompok-kelompok. Aku tidak
satu kelompok dengan pengurus dan anggota FKDK yang satu lagi.
Babak
baru untuk kiprahku sebagai Aktivis Dakwah Kampus dimulai dengan diamanahinya
aku sebagai Sie. Bidang dalam kepengurusan FKDK periode 2011-2012. Dan saat itu
aku pun terdaftar dalam pengurus Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Fakultas
Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang. Sejak jadi pengurus FKDK, aku
menjadi lebih intens berinteraksi dengan teman-teman satu angkatan. Pemakaian
jilbab yang tidak tipis dimulai ketika aku akan berangkat ke Universitas
Indonesia untuk menghadiri kajian dengan tema “Rekayasa Syiar Islam”. Yang
kebetulan hari keberangkatan aku bertepatan dengan acara inagurasi mahasiswa baru
Fakultas Agama Islam ke Pangandaran. Sebagai pengurus BLM, aku harusnya ikut.
Tetapi aku tidak ikut karena ingin ikut FKDK ke Universitas Indonesia. Aku
punya satu jilbab berwarna biru yang lumayan panjang dan tidak tipis. Aku akan
berangkat dengan ketua umum FKDK dan Koordinator Keputrian. Setibanya aku dikampus,
aku melihat tiga bus yang akan mengantarkan mahasiswa baru Fakultas Agama Islam
ke Pangandaran. Aku bergegas menuju Sekretariat FKDK. Aku hanya menemui Ketua Umum FKDK yang
sudah berada di Sekretariat.
“assalamu’alaikum”
“wa
alaikum salam. Oh Teh Neneng. Ayo masuk Teh”
“Teh
Sisi belum datang, Kang ?”
“belum
keluar dari PT-nya Teh. Kan beliau shift malam”
Tiba-tiba dari
luar sekretariat FKDK, ketua BLM memanggilku. Aku segera bergegas
menghampirinya.
“ada
apa A ?”
“Neng,
kenapa gak ikut inagurasi ?”
“maaf
A Neng gak ikut soalnya mau ke Universitas Indonesia sama FKDK. Emg banyak yang
gak ikut a pengurus BLM ?”
“enggak
sih. Cuma Neng sama Fauzi aja yang gak ikut”
“oh
gitu. Maaf ya A Neng gak bisa ikut”
“iya
gak apa-apa.. sukses ya Neng”
“iya
mksh A”
Aku kemudian
masuk kembali ke Sekretariat FKDK dan tidak selang beberapa lama teh Sisi
datang.
“Assalamu’alaikum”
“wa
alaikum salam” Jawabku serempak dengan Ketua Umum
Teh Sisi
langsung mendekapku. Terlihat sekali raut mukanya menunjukkan rasa letih karena
baru pulang kerja. Beliau pun masih memakai seragam kerja. Sungguh luar biasa
kekuatan perempuan yang satu ini. Seolah rasa letih tidak menjadi hambatan
untuk berorganisasi. Bayangkan seharian ini Teh Sisi tidak akan tidur karena
harus ikut ke Universitas Indonesia untuk menghadiri undangan kajian.
“kamu
cantik Neng pakai jilbab seperti ini”
“hehe..
Teh Sisi bisa aja”
“betul
lho. Kelihatan lebih anggun” dengan raut muka menunjukkan keseriusan
“hehe..
makasih Teh”
“kamu
udah sholat dhuha belum ?”
“udah
Teh tadi dirumah”
“Ya
sudah ane sholat dulu ya ukh”
Pertama
kali mengenakan jilbab tidak tipis dan panjang, ada rasa nyaman hinggap
ditubuhku. Aku seperti terlindungi oleh jilbab tersebut. Sejak saat itu aku
membeli banyak jilbab yang tidak terlalu transparan. Pakaian yang sangaat pas
ditubuhku juga sudah mulai jarang aku pakai keluar rumah. Aku teringat ketika
aku pergi menuju AKA. Jilbabku tipis dan pakaianku ketat sekali. Dalam
perjalanan panjang ini, aku seperti seseorang yang mencari sesuatu. Dan pada
akhirnya aku temukan bahwa aku akan istiqomah di FKDK. insyaAllah. Tiba-tiba
handphone-ku berdering. Membuatku tersadar akan lamunan ku. Entah sudah berapa
menit pikiranku menerawang ke memori masa lalu. Aku baca pesan pendek yang
masuk. Pesannya berisi tentang teknik pendaftaran acara IMSS di ITB.
Bio Data
Neneng Nurhasanah adalah nama
gadis kelahiran Bekasi, 28 April 1991 yang sekarang menetap di Karawang untuk
melanjutkan studinya di Perguruan Tinggi. Bergabung dengan FKDK sejak tahun
2010 dan di amanahi sebagai Sie. Bidang Syiar dan Pelayanan Kampus dan kemudian
dialihkan untuk mengisi kekosongan perempuan di Sie. Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Bisa dihubungi di FB dengan nama Nonah
Nenkznonkz atau email beliau di neuna.aljumanatulali@gmail.com.