Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Wednesday, July 24, 2013

Cinta Jangan Dihinakan

0 comments



  Mencintai dan dicintai adalah fitrah dalam diri manusia. Perasaan itu disematkan oleh Allah agar manusia mampu berkasih sayang, peduli, juga menjadikan kehidupan dalam timbangan harmoni..

Cinta pertama yang dirasakan manusia adalah orang tua kepada anaknya, karena di sana ada cinta dan kasih sayang totalitas tanpa mengharapkan imbalan satu peser pun. Cukuplah tawa dan kebahagiaan yang mampu membayar itu semua. Tak cukup sampai di situ saja, bahkan ketika anak menjadi sakit dan menyusahkan orang tuanya setiap malam, tak mengurangi sedikit pun perasaan bahagia dalam mengurusnya. Itulah rahmat Allah, berupa ketenangan dan ketenteraman jiwa ketika mampu mengurus dan memenuhi kebutuhan anaknya..

Cinta berikutnya meningkat ketika masa remaja. Orang bilang, di sinilah waktunya menebar pesona, mencoba-coba jalinan tali kasih antar dua lawan jenis anak manusia, persiapan penjajagan untuk berumah tangga, katanya..

Tapi siapa sangka, ternyata ada yang salah dengan cinta. Oh bukan cinta yang salah, tapi pelaku dari orang yang tengah dimabuk asmara. Pikirnya, cinta adalah ketika setiap waktu terbayang, degub jantung mengencang ketika mendengar namanya disebut, apalagi melihat parasnya, darah berdesir tak karuan adanya..

Cinta itu suci pada mulanya, ingin saling berbagi, ingin saling mengasihi, ingin saling memadu hati, sehingga nyaman dan tenteram hidup ini, dan akhirnya kata “jadian” dan istilah “pacaran” mulai melabel pada kedua insan yang tak mampu menahan diri.

Menurut kebanyakan orang, pacaran memang sebuah hal yang wajar, bahkan sebagian orang mewajibkannya dengan tujuan mengenal calon pendamping hidup secara lebih dalam, agar tidak salah pilih dan menyesal di kemudian hari..

Sepakat lah untuk mengenal, tapi mari kita katakan bersama, TIDAK DENGAN PACARAN..

Cinta Jangan Dihinakan..

Karena cinta yang suci, tak mungkin dinodai dengan cinta palsu yang berlandaskan nafsu naluri. Etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan ada batasnya, tidak serba bebas, tidak elok berpegangan tangan kesana dan kemari, sampai harus cium pipi kanan dan kiri, kalau ternyata tidak ada jaminan menjadi suami dan isteri..

Cinta Jangan Dihinakan..

Ketika pun telah ada lamaran, dan kemudian status berpindah dari “pacaran” menjadi “tunangan”, itu pun tak menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh agama. “Walaa taqrobudzdzinaa.., Dan janganlah kamu mendekati zina” (Q.S Al Isra’:32), begitulah pesan Allah kepada hamba-Nya yang beriman. “Tapi pacaran kan tidak berzina?” Ungkap seseorang yang mencoba membantah karena tidak terima. Lalu mau dengan cara bagaimana kita menafsirkan “mendekati zina” diantara realita pacaran yang aktivitasnya telah tak menghiraukan norma-norma, kemudian dianggap sebagai kebiasaan yang sewajarnya..

Cinta Jangan Dihinakan..

Wallahi.. Bukan ingin mengecam atau mencela mereka yang tengah berpacaran memadu kasih dan cinta. Tapi ini hanyalah sebuah pesan, bagi diri pribadi dan semoga bermanfaat jika memang benar substansinya. Mari menjaga diri, sadarilah bahwa kita tidak sendiri. Laki-laki yang baik, untuk wanita yang baik-baik, dan begitu pula sebaliknya..

Maka, ketika kita tengah menyibukkan diri untuk perbaikan diri secara berkelanjutan, yakinlah bahwa jauh di sana telah ada seseorang yang tak akan pernah tertukar jodohnya, juga tengah sibuk memperbaiki dirinya, untuk konsisten menjaga kesucian hati dan fisiknya, hanya untuk yang halal, sesuai perintah Allah azza wa jalla..

Selamat hari Rabu pagi. Mohon maaf atas segala khilaf yang tak disengaja, semoga bisa bertemu kembali di suasana yang berbeda, lebih baik tentu inginnya. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1434 Hijriah. Jadikan Ramadhan sebagai momentum melejitkan potensi diri.

Salam hangat dan semangat selalu dalam dekapan ukhuwwah.

Joko Setiawan, S.ST.
A Social Worker, An Activist, A Community Developer

No comments:

Post a Comment