Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Monday, August 3, 2020

MENGGESER SAJDAH DENGAN KAKI, EITS TUNGGU DULU

1 comments
https://www.birulangit.id/

Sumber Gambar : unsplash.com/sina saadatmand


oleh Edison (bang edy ustadz)
Penulis adalah Dosen, Peneliti, Penggiat Dakwah dan Pendidikan Agama Islam serta Narasumber di berbagai Forum

Birulangitid-Beribadah dalam kondisi pandemi seperti saat sekarang ini, khususnya shalat berjamaah ke Masjid mendorong kita umat Islam untuk menyesuaikan beberapa hal, salah satunya membawa sajadah sendiri setiap kali shalat. Namun ada juga kebiasaan yang kita anggap remeh seputar sajadah ini, yaitu menggeser sajadah dengan kaki sebagai upaya merapikan shaff atau menyesuaikan posisi sang Mushalli dengan tempat sujud.

Meskipun bukan merupakan syarat sah dan bukan juga bagian dari rukun shalat, namun perkara menggeser sajadah ini menjadi perhatian berkenaan dengan tahapan mempersiapkan shalat khusyu’. Menggeser sajadah dengan kaki setidaknya mengabaikan penunjang kekhusyu’an shalat sebagaimana pemaparan berikut :

Pertama, Tiadanya upaya menghadirkan Allah SWT dalam hati. Menggeser sajadah dengan kaki bisa menunjukkan bahwa sang Mushalli belum mampu menghadirkan Allah SWT dalam hatinya terutama ketika shalat. Na’udzubillah

Kedua, Menggeser sajadah dengan kaki juga merepresentasikan bahwa sang Mushalli belum mampu mengaplikasikan makna ihsan dalam shalat. Makna ihsan sebagaimana yang dipaparkan dalam riwayat Imam Muslim :

Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia melihat engkau. (HR. Muslim)

Secara sederhana, bisa saja kita simpulkan bahwa sang Mushalli yang menggeser sajadah dengan kaki tidak berikhtiar ‘’melihat ‘’ Allah SWT dan tidak merasa di lihat oleh-Nya. Mungkin baginya hanya dinding masjid dan mushalla itu saja yang ada di hadapannya.

Ketiga, Syaikh Mustafa Masyhur menuturkan, mengabaikan adab dan persiapan sebelum shalat dapat menjerumuskan kita pada pengakuan yang dusta, secara lisan mengagungkan Allah SWT dengan ucapan membesarkan Allah SWT, “Allahuakbar‘’, namun menggeser sajadah dengan kaki seolah menempatkan Allah SWT lebih kecil.

Keempat, Mengabaikan adab dab akhlak dalam menggeser sajadah ketika hendak shalat juga berpotensi mengabaikan adab dan akhlak lainnya dalam shalat, seperti menghindarkan shalat dengn tergesa-gesa dan mengutamakan kerapian pakaian dan tempat.

Perkara menggeser sajadah dengan kaki ini memang bukan perkara perintah dan larangan dalam ilmu fiqih, namun berada dalam wilayah adab dan akhlak di hadapan Allah SWT yang sangat penting untuk diperhatikan setiap Mushalli. Sekali lagi pembahasan ini sebagai upaya kita mempersiapkan shalat khusyu’ sebelum shalat itu sendiri dimulai, mencapai khusyu’ ketika pelaksanaan shalatnya sedang berlangsung dan mendambakan atsar (jejak) kekhusyu’an itu tampak sesudah shalat. Semoga tulisan ini dapat mendatangkan hikmah kepada penulis sendiri dan kita semua.

Dapat dipastikan tidak ada sesiapapun yang berani menggeser suatu benda dengan kaki, ketika dirinya berada dalam majelis bersama seorang raja, pemimpin nasional atau pemimpin daerah atau bahkan bos di tempat kerjanya. Lantas, masihkah kita berani menggeser sajadah dengan kaki tatkala akan memulai shalat menghadiri pertemuan agung di hadapan Allah SWT Sang Penguasa langit dan bumi ?

والله أعلم بصواب

sumber Syafri Muhammad Noor, Khusyu’ Dalam Shalat, Jakarta : Rumah Fiqih Publishing, 2018


1 comment:

  1. Artikel MENGGESER SAJDAH DENGAN KAKI ini sangat informatif! Saya benar-benar menikmati pembahasannya tentang praktek berdoa. Terima kasih telah berbagi pengetahuan yang berharga. https://telkomuniversity.ac.id/i-roasterbik-integrasikan-mesin-pembuat-kopi-dengan-smartphone/

    ReplyDelete