Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita berita menarik

Selamat Datang Di Birulangitid

Wednesday, April 14, 2021

Daftar Negara dengan Waktu Puasa Terlama, Lebih dari 20 Jam

0 comments


Daftar Negara dengan Waktu Puasa Terlama, Lebih dari 20 Jam

Birulangitid-Di Indonesia, puasa dilakukan dengan durasi yang relatif seimbang dibanding total waktu sehari. Muslim di negara kita umumnya hanya menghabiskan waktu berpuasa selama kurang dari 13 jam.

Sebagaimana dikutip dari kumparan Namun, di beberapa negara, waktu puasa mereka sangat ekstrem hingga lebih 20 jam sehari. Sebab, jarak antara waktu subuh dan magrib terpaut jauh.

Jumlah waktu siang hari memang bervariasi dari satu negara ke negara lain. Waktu siang di sebuah wilayah berkaitan erat dengan posisi titik balik matahari, yakni pergantian posisi matahari dalam setahun dari utara ke selatan Bumi dan sebaliknya.

Bagi umat Islam yang tinggal di belahan selatan Bumi, misalnya, jumlah waktu puasa mereka paling sedikit tahun ini karena matahari lebih condong berada di bagian utara Bumi. Menurut catatan Aljazeera, kota Ushuaia di bagian paling selatan Argentina cuma akan berpuasa 10-11 jam sehari pada tahun ini karena kondisi tersebut.

Sebaliknya, bagi negara-negara yang ada di bagian paling utara Bumi, waktu puasa mereka tahun ini sangat lama. Kota Longyearbyen di Norwegia contohnya, Muslim di sana puasa 21 jam lebih kalau mengikuti aturan dari subuh hingga magrib. Menurut catatan Muslim Pro, waktu subuh di Longyearbyen pada Rabu (14/4) adalah pukul 01.41 pagi, sedangkan magrib-nya pada 23.09.

Longyearbyen hanya salah satu kota dengan waktu puasa terlama. Beberapa kota di negara belahan utara Bumi lain juga memiliki rentang waktu subuh dan magrib yang ekstrem. Berikut daftarnya seperti yang dirangkum dari Aljazeera:

- Nuuk, Greenland: 19-20 jam

- Reykjavik, Islandia: 19-20 jam

- Helsinki, Finlandia: 18-19 jam

- Stockholm, Swedia: 17-18 jam

- Glasgow, Skotlandia, Inggris: 17-18 jam

- Oslo, Norwegia: 17-18 jam

- Kopenhagen, Denmark: 17-18 jam

- Moskow, Rusia: 17-18 jam

- Berlin, Jerman: 16-17 jam

- Amsterdam, Belanda: 16-17 jam

- Warsawa, Polandia: 16-17 jam

- London, Inggris: 16-17 jam

- Paris, Prancis: 16-17 jam

- Nur-Sultan, Kazakhstan: 16-17 jam

- Brussel, Belgia: 16-17 jam

- Zurich, Swiss: 16-17 jam

- Bukares, Rumania: 15-16 jam

- Ottawa, Kanada: 15-16 jam

- Sofia, Bulgaria: 15-16 jam

- Roma, Italia: 15-16 jam

- Madrid, Spanyol: 15-16 jam

- Lisbon, Portugal: 15-16 jam

- Athena, Yunani: 15-16 jam

- Beijing, Cina: 15-16 jam

- Washington, DC, AS: 15-16 jam

- Pyongyang, Korea Utara: 15-16 jam

- Ankara, Turki: 15-16 jam

Meski negara-negara di atas punya durasi siang hari yang ekstrem, Muslim di sana enggak perlu menjalankan waktu puasa sesuai jadwal subuh dan magrib setempat. Pemuka agama Islam di negara-negara tersebut umumnya akan mengeluarkan fatwa untuk mengikuti pengaturan waktu di Mekah, Arab Saudi, atau negara Muslim terdekat.

“Kita pakai akal sehat,” kata Mahmoud Said, warga Muslim Finlandia yang pindah dari Kenya, dikutip NDTV. “(Mengikuti jam negara Muslim terdekat) memerlukan 14 sampai 15 jam waktu puasa dan itu masih bisa, itu tidak buruk.”

Dalam beberapa kasus, waktu siang hari memang dapat sangat lama jika wilayah terkait berada dalam puncak titik balik matahari. Menurut laporan Aljazeera, matahari bisa terbit di kota Longyearbyen pada 20 Agustus dan baru terbenam pada 22 Agustus. Jika Muslim di sana enggak menyesuaikan waktu puasa mereka di bulan itu, tentunya bakal gempor.

Sebagai catatan, waktu puasa ekstrem di negara belahan utara Bumi tidak berlangsung selamanya. Karena puasa datang lebih cepat 10-12 hari setiap tahun, negara di bagian selatan Bumi juga akan mengalami nasib yang sama ketika matahari condong kepada mereka.

No comments:

Post a Comment