Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Wednesday, January 16, 2013

Batik Lambang Kekokohan Budaya Bangsa

0 comments


""

Batik, ya batik, sudah bukan menjadi kata-kata asing lagi bagi seluruh penduduk Indonesia baik itu yang muda sampai yang tua. Kain ataupun pakain yang pewarnaanya menggunakan bahan khusus yang disebut malam dan menggunakan alat khusus untuk membentuk motifnya yang di sebut canting. Batik sudah sejak lama mejadi bagian yang tidak terpisahkan dengan budaya Indonesia. Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai sekarang masih ada dan terus dilestarikan.

Gambar Ilustrasi

Ketika saya masih kecil dulu sangat anti sekali dengan yang namanya batik, karena saya menilai batik itu terlalu kuno dan terkesan hanya cocok digunakan oleh orang-orang yang sudah sepuh. Ya dulu saya sangat beranggapan batik itu memang pakaian buat orang yang sudah tua-tua saja. Bahkan pernah ketika bermain kerumah nenek di Jawa, tepatnya di Malang Jawa Timur, waktu itu kami akan istirahat malam karena perjalanan dari Sumatra yang sangat melelahkan, apalagi menggunakan perjalanan jalur darat. Karena suhu di Jawa sangat berbeda sekali dengan di Pekanbaru Riau yang cenderung suhunya panas dan selalu gerah, sehingga setiap tidur tidak pernah menggunakan selimut bahkan tidak jarang malah ditambah dengan menghidupkan kipas angin.  Nah kalau di Jawa apalagi di Malang suhunya menjadi kebalikan di Pekanbaru, kalau di Malang tidur tidak menggunakan selimut dijamin tidak bisa tidur dan pastinya akan menggigil kedinginan. Jadi ketika hendak istirahat tidur malam nenek mendatangi kamar kami dan memberikan kain agar digunakan untuk selimut. Spontan saya langsung ngomong "wahh mbah putri mboten usah repot-repot ten griyo biasane nggeh mboten ndamel kemul kok" (artinya wahh nek tidak usah repot, dirumah biasanya dirumah juga g pernah pakai selimut kalau tidur), karena waktu itu kain yang akan di beri kepada saya untuk selimut adalah kain bercorak aneh dan sangat khas banget dengan orang-orang tua terutama dijawa, yang biasanya digunakan untuk kemban ( sejenis pakain bawah, seperti rok) ataupun sebagai gendongan buat anak-anak yang masih bayi. Begitu antinya saya dengan yang namanya batik membuat malam itu tidur dalam kondisi kedinginan dan menggigil, besok paginya langsung tumbang, jadinya tidak bisa menikmati suasana liburan bersama keluarga di rumah nenek. Dikarenakan selama disana saya benar-benar tidak mau tidur dan di beri selimut kain batik.

Sebenarnya alasanya sangat sederhana mengapa saya sangat anti dengan yang namanya batik, yang pertama karena waktu itu saya beranggapan batik itu pakain dan kain yang di peruntukan cuma untuk orang-orang tua saja, sedangkan yang masih muda sangat aneh kelihatanya kalau pakai pakaian ataupun baju batik. Yang kedua batik itu identik dengan yang namanya mistis karena coraknya yang aneh, dan motifnya yang cenderung seram menurut saya, apalagi kain batik sering dugunakan sebagai kain penutup ketika ada orang yang wafat. Jadi ketika melihat yang namanya batik selalu bulu jadi merinding. Dan yang ketiga adalah saya sering beranggapan yang pakai kain batik itu pasti orang-orang yang kuno.

Begitulah saya dulu memiliki anggapan terhadap pakain maupun kain yang pewarnaanya menggunakan malam dan cantingan sebagai alat untuk membuat motifnya. Anggapan saya terhadap batik yang negatif perlahan-lahan berubah ketika saya memasuki perguruan tinggi. Yang dulunya sangat benci dengan batik jadi  sangat terobsesi dengan yang namanya pakain batik, bahkan sampai di dalam lemari saya terkoleksi 7 pakain batik dan menjadi pakain favorit yang sering digunakan sebagai pakaian untuk kuliah, acara formal dan kegiatan-kegiatan lain karena terasa lebih santai dan ada kebanggaan sendiri ketika menggunakan pakain yang memiliki nilai budaya yang sangat tinggi tersebut, disamping itu menggunakan pakain batik juga mampu menjadi obat rindu akan kampung halaman di Malang dan meningkatkan jiwa nasionalisme karena batik akhir-akhir ini sering menjadi icon Nasional.

Sikap berbalik arah yang dari membenci menjadi ke menggemari batik terjadi, ketika pertama kali masuk kuliah. Waktu itu ada pengenalan organisasi kemahasiswaan dikampus oleh para senior yang aktif di organisasi kemahsiswaan. Para senior memperkenalkan sistem dikampus, peluang untuk mendapatkan beasiswa, dan memperkenalkan organisasi yang menaungi mereka yaitu Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI). Nah waktu itu mereka semua kompak pakai baju batik yang seragam, diawal-awal saya sempat males ikut acara tersebut, apa lagi ini kan baru pertama kali masuk kuliah jadi sangat terasa letihnya dan pengen segera istirahat di kos, dan mindset tentang batik yang tertanam di benak saya juga masih menggelora. Namun karena teman-teman pada ramai-ramai ikutan acara tersebut maka sayapun juga ikut, selama kegiatan tersebut dirangkai dengan sangat menarik sehingga tidak membuat jenuh, pokoknya selalu di buat penasaran untuk mengetahui apa lagi aksi berikutnya yang akan ditunjukan oleh para senior tersebut, dengan setting acara yang begitu menarik mindset saya tentang batik perlahan-lahan pudar dan beralih mulai menyukai batik, karena hari itu abang-abang terlihat gagah dan kakak-kakaknya terlihat anggun dengan balutan pakain batik ditambah lagi dengan juntaian jilbabnya yang membuat kakak-kakak tersebut terlihat lebih anggun dan jelita. Disamping itu dari acara tersebut terbangun mindset baru dibenak saya yaitu mahasiswa berprestasi dikampus itu identik banget dengan yang namanya batik, kebutalan kakak-kakak senior dikampus yang tergabung di KAMMI beberapa orang manjadi mahasiswa berprestasi di tinggkat Universitas maupun Fakultas. Sejak saat itu saya sangat menyukai batik karena ingin menjadi mahasiswa berprestasi seperti kakak-kakak tersebut. Jadi sejak saat itu batik itu identik dengan orang pintar dan berprestasi dikampus.

Akhirnya beneran pada tahun 2011 saya bisa mewujudkan, menjadikan batik sebagai pakain yang identik dengan orang berprestasi, karena pada tahun tersebut saya menjadi mahasiswa berprestasi peringkat 1 ditingkat Fakultas dan mahasiswa berprestasi peringkat 2 di Universitas. Maka tahun 2011 juga dengan beberapa teman-teman finalis mahasiswa berprestasi Universitas Riau kami memilih pakain batik sebagai pakaian resmi buat roadshow ke seluruh fakultas dan acara-acara resmi lainya yang melibatkan kami para finalis mahasiswa berprestasi Universitas Riau.

Gambar. Roadshow Mapres Universitas Riau 2011
di Fakultas Hukum


Begitulah perjalanan panjang sehingga berbatik menjadi bagian kehidupan yang sangat menarik dan penuh kebanggaan. Dari kebencian yang tinggi jadi menyukai sampai menjadi rasa bangga. Dulu batik itu yang ada di Riau harganya lumayan lebih mahal dibandingkan dengan pakain lainya karena menjadi pakain yang banyak di minati tapi pusat produksinya kan jauh yaitu di Jawa, selain itu di Pekanbaru saat itu juga belum ada butik batik, sehingga ketika sampai di Riau harganya lebih mahal ketimbang yang di Jawa. Nah kalau masa sekarang ini lebih mudah untuk belanja batik. Di setiap supermarket besar pasti didalamnya ada toko batik maupun butik batik. Selain itu kemudahan lain untuk memperoleh batik disebabkan kemajuan teknologi juga, dengan pesatnya pertumbuhan teknologi membuat orang juga kreatif memanfaatkan terknologi tersebut, salah satunya adalah dengan membuat online shop untuk batik online seperti www.berbatik.com. Melalui online shop itu kita bisa lebih praktis dan meudah dalam belanja, tidak perlu membuang banyak energi untuk menuju lokasi belanja tinggal sentuh beberapa tombol keyboard kita sudah bisa dapatkan batik yang kita inginkan, selain hemat energi juaga hemat waktu dan biaya, kemudian dengan perdangan batik online memiliki banyak pilihan dan harganya juga pasti terjangkau seperti yang disajikan online shop berbatik.com

Gambar Tampilan Website Berbatik.com

Ok sekarang kita akan coba mengintip salah usaha berdagang batik online yaitu www.berbatik.com. Berbatik adalah sebuah platform e-commerce untuk industri tekstil Indonesia kreatif yang akan menghubungkan titik-titik antara kebutuhan pengrajin tekstil Indonesia lokal dengan permintaan dari pembeli potensial. Berbatik membawa pengalaman belanja segar baru online untuk pasar Indonesia dan bertujuan untuk menampilkan produk batik berkualitas tinggi melalui Indonesia kreatif tekstil online. Ingin membawa aspek sosial ke dalam pengalaman berbelanja lebih memuaskan dan menarik, teknologi berbatik ini bertujuan untuk memungkinkan interaksi yang lebih dalam dan komunikasi yang kuat antara penjual dan pembeli melalui antarmuka yang ramah di media online. Dalam tujuan yang lebih besar, berbatik ingin membawa apresiasi lebih tinggi dari pasar lokal - dan kemudian Internasional - terhadap industri tekstil Indonesia kreatif.

So dengan sedikit profil berbatik.com diatas g perlu ragu-ragu lagi melakukan pembelian batik melalui media online, tentunya melalui berbatik.com. Membeli satu pakain batik berarti kita telah mengambil bagian untuk melestarikan budaya bangsa yang kita cintai ini. Nah mari kita jadikan batik sebagai icon kebanggaan kita sebagai warga negara Indonesia. Semoga tulisan singkat ini  bermanfaat dan memberi inspirasi untuk memajukan Indonesia.

No comments:

Post a Comment