Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Sunday, August 23, 2020

MENJAGA AMANAH YANG TAK SEHARUSNYA DIJAGA

0 comments
https://www.birulangit.id/?m=1
Sumber Gambar : flickr.com/kevindooley



Edison (bang edy ustadz)
Penulis adalah Dosen, Peneliti, Penggiat Dakwah dan Pendidikan Agama Islam serta Narasumber di berbagai Forum



Birulangitid-Semenjak kemunculan era sosial media, ruang informasi kita kerap dipenuhi aksi-aksi vulgar yang menjurus kepada zina terang-terangan, baik berupa foto maupun video. Maraknya aksi-aksi vulgar di sosial media tersebut mengundang komentar-komentar yang kontra produktif dalam upaya membangun mental masyarakat khususnya para pemuda.

Entengnya generasi muda hari ini mempublikasikan tingkah tak senonohnya di ruang publik sebenarnya berpangkal dari pelabelan perilaku PACARAN yang dianggap sebagai aktivitas biasa di kalangan muda mudi. Bahkan tidak sedikit orangtua yang membiarkan anaknya DIBAWA LARI khususnya di malam-malam setiap akhir pekan.

Analisis tentang sebab dan bahaya pacaran sebenarnya sudah dirumuskan oleh para ulama sejak zaman lama. Pacaran dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah khalwat-Ikhtilat, karena dua aktivitas itu pasti ada ketika pacaran. KHALWAT adalah aktivitas berdua-dua bersunyi-sunyi antara dua insan laki-perempuan yang bukan mahram. Disebut mereka tetap berkhalwat, meskipun berada di tempat ramai, namun mereka asyik berdua saja. Sedangkan IKHTILAT adalah bercampur baurnya laki-perempuan dalam suatu tempat tanpa sekat.
Pacaran adalah fitnah terdahsyat di setiap masa terlebih masa sekarang ini. Disebut fitnah karena pelakunya merasa tidak bersalah, maksiat yang diremehkan, bahkan tidak sedikit yang merasa bangga saat berpacaran dan merasa minder jika tak punya pacar. Khalwat dan ikhtilat adalah fitnah yang sangat dikhawatirkan oleh semua Nabi Alaihimussalam, padahal para Nabi Alaihimussalam itu dijamin masuk surga. 

Kenapa kita yang belum dijamin masuk surga merasa aman dari fitnah pacaran ini ?
Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan : Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di dunia agar melihat bagaimana kalian berbuat. Maka takutlah jebakan dunia dan waspadalah fitnah pacaran dan sesungguhnya awal kehancuran Bani Israil adalah fitnah pacaran. (HR. Ahmad)

Pacaran hanya mengajarkan kita bertanggungjawab atas apa-apa yang bukan menjadi tanggungjawab kita. Padahal ada amanah yang seharusnya lebih wajib kita jaga yakni amanah kehambaan kita kepada Allah SWT, satu-satunya Illah yang berhak disembah. Ibnu ‘Athaillah dalam kitabnya Tajul Arus mengungkapkan : Kesibukanmu meraih apa-apa yang sebenarnya bukan tanggung jawabmu dan kelalaianmu mengerjakan apa-apa yang dituntut darimu, adalah pertanda bukti rusaknya jiwamu.

Bahkan seorang buta pun pada masa para ulama merasa sangat takut dengan fitnah memandang pasangan jenis. Seharusnya kita yang bisa melihat lebih takut lagi dengan dosa pandangan dan dosa khalwat-ikhtilat. Ibnul Jauzi menyebutkan dalam kitabnya Dzammul Hawa : Harun yang umurnya ketika itu 84 tahun dan salah satu matanya buta, berkata : Tiada yang lebih aku takutkan selain fitnah memandang perempuan.

Maksiat melakukan pacaran memang jangka pendeknya menyenangkan, namun jangka panjangnya menyengsarakan dan menimbulkan kerugian. Kesengsaraan dan kerugian itu bisa jadi datang lebih cepat dari waktu yang diperkirakan.

Melakukan pacaran, dan merasa bahagia dengannya adalah tipuan. Ar Rudzabari berkata : Ketika kamu berbuat salah, kamu tetap memperoleh rasa aman, dan kamu mengira dosa-dosamu diampuni, maka itu adalah tipuan.
Orang yang melakukan dosa pacaran akan tersistematis melakukan dosa-dosa lainnya. Padahal dosa setelah dosa adalah azab atas dosa yang dilakukan sebelumnya. Orang yang pacaran, biasanya suka berbohong, melalaikan amanah, dan menzalimi hak orang lain. Abu Hasan Al Muzayyan pernah berkata : Dosa setelah dosa adalah azab bagi pelakunya.
Orang yang tahu mendekati zina itu adalah perbuatan haram dan perkara dosa, namun masih melakukannya juga, maka ganjarannya adalah azab jahannam yang paling menggenaskan. Atha’ Al Khurasani berkata : Sesungguhnya jahannam memiliki 7 pintu. Pintunya yang paling menyedihkan, paling panas dan paling berbau busuk adalah pintu neraka bagi para pezina yang sudah tahu bahayanya, namun masih melakukannya.

والله أعلم بصواب

Sumber : Ibnul Jauzi, Dzammul Hawa, Jakarta : Pustaka Al Kautsar

No comments:

Post a Comment