Menyajikan info terkini dunia pendidikan dan berita-berita menarik

Saturday, May 2, 2020

Malam Keenam: The Power of Niyyat

0 comments
https://www.birulangit.id/?m=1
Malam Keenam: The Power of Niyyat





Oleh Dr. Afrianto Daud
---

Birulangitid-‘Really? How could you guys do that. That’s amazing!’

Kira-kira begitu respon sebagian teman bule saya, sesama mahasiswa PhD, dulu ketika kami bercerita tentang bagaimana muslim melaksanakan puasa selama bulan Ramadhan. Mereka heran bercampur takjub. Terutama ketika mengetahui bahwa anak saya, Wafa, yang waktu itu masih berusia 5 tahunpun ikut berpuasa. Wafa tak dipaksa. Dia berpuasa karena dia mau ikut belajar.

Menahan lapar dan haus selama satu bulan di siang hari dalam cuaca kota Melbourne yang dingin tentu memang tidaklah mudah. Apalagi bagi seorang anak kecil yang tampak lemah. Wajar jika ada yang heran. Padahal Wafa tentu bukanlah satu-satunya contoh anak kecil yang bisa puasa. Ada ribuan anak seusia dia di dunia yang mungkin juga bisa melakukan hal yang sama.

‘Tentu awalnya tak mudah. Nanti kamu akan terbiasa setelah dua atau tiga hari. You will be fine when you get used to it’, jawab saya menjelaskan. Tapi, jika dikaji lebih dalam tentang mengapa bahkan anak-anak kecilpun bisa kuat berpuasa seharian. Jawaban sesungguhnya adalah itu karena hasil dari kekuatan niat. 

Ya, niat yang kuat adalah awal dari segalanya. Niat yang kuat menghasilkan kemauan yang kuat (azzam). Dan jika manusia sudah memiliki azzam, baginya tak ada yang tidak mungkin. Kemauan itu menguatkan seseorang yang lemah. Meyakinkan mereka yang sebelumnya ragu. Dia adalah energi untuk mencari jalan, mencari alasan untuk maju. Menyingkarkan segala halangan. 

Karena sentralnya peran niat dalam amal seseorang, sangat relevan ketika Rasulullah SAW mengingatkan bahwa setiap amalan mestilah dimulai dengan niat. Karena hasil dari amalan bergantung dari apa yang diniatkan. Kuatkan niatmu. Tentu pastikan ada Allah di situ. Maka, Allahpun akan memampukanmu. 

Dalam ibadah haji, misalnya. Walaupun ibadah haji identik dengan kemampuan seseorang secara ekonomi, faktanya mereka yang akhirnya bisa berangkat haji bukanlah selalu tentang apakah dia punya harta yang banyak atau tidak. Tetapi lebih karena apakah yang bersangkutan ada niat yang kuat atau tidak. Selalu ada ceirta di setiap musim haji orang-orang yang berangkat dari kalangan biasa secara ekonomi. Akhirnya bisa berangkat karena menabung secara rutin sedikit demi sedikit, setiap hari. Sampai akhirnya setelah sekian tahun duitnya cukup. Sementara pada saat yang sama ada orang-orang yang sebenarnya cukup, tetap tak merasa terpanggil.

Pentingnya kekuatan niat sebenarnya tak hanya diperlukan dalam melaksanakan ibadah seperti puasa, sholat, haji, dan ibadah wajib lainnya. Tapi dia juga relevan saat kita melaksanakan aktivitas kehidupan yang lain. Ada cukup banyak contoh dalam kehidupan kita bagimana keberadaan niat ini menjadi faktor utama yang membedakan tingkat keberhasilan seseorang dibanding orang lain. 

Saya dan kawan-kawan saya pernah ikut pelatihan survival. Tidak boleh bawa makanan dan minuman. Hanya berbekal pisau dan garam dapur. Berjalan di dalam rimba belantara. Hampir dua hari dua malam. Silakan berusaha survive sendiri. Memakan apa yang bisa dimakan. Termasuk makan rumput dan dedaunan. Bisa? Alhamdulillah, bisa. Kami pulang dengan tetap sehat dan kuat. Mengapa, karena dari awal sudah niat – saya bisa, InshaAllah.

Sekali lagi kekuatan niat ini sungguh luar biasa. Dia seperti ‘majik’ yang menggerakan segala kemampuan yang dimiliki manusia untuk berbuat yang terbaik. Dia menjadi sumber energi dan inspirasi agar manusia terus bekerja, mengejar mimpi yang sudah diniatkan. Niat yang kuat adalah sumber motivasi yang menggerakkan seseorang mencari muara suksesnya dalam hidup. Niat membuat sesuatu yang kelihatan tidak mungin menjadi mungkin.

Dengan demikian, jika ingin hasil yang berbeda, perbaikilah niat kita. Setelah itu perjuangkan. Baru kemudian biarkan Allah memutuskan takdir terbaiknya untuk kita. Faiza ‘azamta, fatawakkal ‘alallah – jika kamu sudah memiliki azam yang kuat, maka bertawakkallah kepada Allah.

Puasa melatih kita menjadi kuat. Menghadapi kehidupan yang tak selalu mudah. Kekuatan kita dimulai dengan niat yang kuat!

---
Demikian seri #semacamkultum malam ini :-)

No comments:

Post a Comment